Biarkan Aku Menyapa

Assalamu'Alaikum.......
Hai... salam kenalku selalu padamu shobat.
Bertamasyalah, karena dengan begitu anda akan selalu merasakan kesegaran dalam kata, pikir, jiwa, dan raga. Bila anak panah tetap berada bersama busur, ia takkan membunuh seekor kijang pun. Mataharipun akan nampak begitu membosankan bila ia tetap berada di Timur, meski selalu tersenyum. Bahkan air akan mengeluarkan bau tak sedap karena bila ia enggan mengalir. Oleh karenanya, ungkapkanlah apapun yang ada dalam otak anda.Keputusan akan melemahkan pandangan dan menutup pendengaran. Kita tidak dapat melihat kecuali bayang-bayang kehampaan, dan tidak bisa mendengar kecuali detak jantung yang kosong.

Rabu, 13 Januari 2010

Benarkah

Kau lihat cerobong api itu menatap salju, melumatnya tanpa ampun… setiap tatapan menusuk rongga hati hingga mati, terkutuk mungkin. Terbelenggu dalam ragu, padahal alam berucap mesra ke arah senyum yang sebenarnya tiada kemudian seolah ia terdampar begitu saja dalam alam tangis yang ia cipta.
Siapa menabur duka? Siapa tak mengerti rasa? Tak ada, hanya rentetan takdir menabur luka, membiarkannya menganga oleh tiap hembusan nafas cedera.
Ah…kenapa siapa menyalahkan siapa kalau tak siapa yang salah karena apa? Percuma, menyelimuti rasa dengan kecewa. Jijik rasanya membiarkan cinta tercecer dan dimangsa oleh rana.
Duka, sepi, sunyi menyayat-nyayat langkah, ingin rasanya mati dalam rindu. Merindukan tawa setelah hampir lupa cara tertawa.
Hidup ini mengalir begitu saja. Hampa. Benar-benar tak terbaca. Mengharapkan cinta tapi merana, menunggu bahagia lukalah yang ada. Ah…mungkin hanya itu yang perlu dan pantas ditertawakan, tak ada yang lain. Semua hanyalah gambaran tangis, maka toleransi hanyalah cita-cita, kasih sayang di akhirat adanya, kaya hanya setelah kita tiada.
Benarkah kalian tak merasa bahwa itu lucu?
Takdir? Takdir apa? Takdirkah yang tak mampu mempertemukan dua orang yang mencinta? Takdirkah yang mengizinkan kaki si kaya di atas kepala si fakir? Membiarkan ketidak berdayaan dipertontonkan dimana-mana? Menghalangi sang perindu bertemu kekasihnya? Membiarkankan bibir si miskin kelu mengatakan kebenaran? HAH? Benarkah semua itu takdir.

Comments :

0 komentar to “Benarkah”


Posting Komentar